Bukti kebenaran Al-Quran

BAB satu


Apakah AI-Quran itu

dan Siapakah Muhammad itu?





Al-Quran adalah firman Allah sebagai sumber utama untuk setiap keyakinan dan ibadah orang Islam. Hal ini merupakan sebuah peraturan untuk semua subjek yang berhubungan dengan manusia, kebijakan, ajaran, ibadah, jual-beli, hukum, dan lain-lain. Akan tetapi yang Paling utama adalah hubungan antara Allah dan makhluk Nya. Pada saat yang sama, al-Quran juga memberikan pedoman dan ajaran secara mendetail tentang kemasyarakatan, bergaul atau berperi laku dengan sesama manusia dan sistem ekonomi secara adil.

Mushaf al-Quran diturunkan kepada Nabi Muham­mad SAW dalam bahasa Arab. Sehingga banyak terjemahan al-Quran, baik yang diterjemahkan ke daiam bahasa Inggris atau bahasa lain. Tidak ada al-Quran lain atau versi lain al-Quran selain al-Quran itu sendiri. Al-Quran tetap eksis hanya dalam bahasa Arab sejak diturunkan.

Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah, Jazirah Arab, tahun 570 M. Ayahnya meninggal sebelum beliau lahir dan sebentar kemudian ibunya juga meninggal. Akhirnya beliau diasuh pamannya, salah satu orang yang dihormati di suku Quraisy. Dia diasuh dalam keadaan buta huruf tidak dapat membaca atau menulis dan tetap dengan keadaan demikian sampai meninggal. Begitu beliau tumbuh dewasa, dia terkenal sebagai seorang yang jujur, terpercaya, dermawan, dan tulus hati. Karena dia orang yang dapat dipercaya, dia mendapat julukan al-Amin.

Nabi Muhammad SAW sangat tafakur dan dia sangat dibenci oleh masyarakat yang menyembah berhala sepanjang dekade. Pada waktu berumur empat puluh tahun, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Wahyu itu berlangsung selama 23 tahun dan terkumpul dalam sebuah mushaf yang terkenal dengan nama al-Quran.

Hadis adalah perkataan Nabi Muhammad SAW yang juga dijadikan sumber kedua. Akan tetapi, pernyataan ini tidak dijadikan susunan kata secara langsung dari Allah. Sesegera mungkin dia mulai menyampaikan al-Quran dan mengajarkan kebenaran yang telah Allah turunkan kepadanya, dia dan pengikutnya yang masih sedikit mendapat penyiksaan dari orang-orang kafir. Penganiayaan itu semakin berat sampai tahun 622 M, dimana Allah memerintahkan mereka untuk berhijrah.

Hijrah ini dari kota Makkah ke kota Madinah, sekitar 400 kilometer ke arah utara. Peristiwa hijrah ini lantas dijadikan sebagai pedoman kalender Hijriah.

Setelah beberapa tahun, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya sanggup untuk kembali ke Makkah di mana mereka memaafkan musuh-musuhnya. Sebelum Nabi Muhammad SAW meninggal pada umur 63 tahun, Islam telah menyebar ke seluruh ke Jazirah Arab. Dan sampai berabad-abad sepeninggainya, Islam telah menyebar ke Barat sampai ke Spanyol dan ke Timur sejauh Cina.

Di antara alasan-alasan mengapa Islam cepat berkembang dan menyebar karena Islam mengajarkan kebenaran dan perdamaian. Islam memiliki keyakinan, mengajarkan, dan merupakan agama tauhid, yaitu yang hanya menyembah satu tuhan, satu-satunya Tuhan yang patut disembah.

Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan yang memiliki sifat jujur, adil, murah hati, selalu mengasihi, dan pemberani. Dia menghilangkan semua tindak kejahatan dan berusaha sejauh mungkin semata-mata demi agama Allah dan pahala-Nya di akhirat nanti. Semua urusan dan perbuatannya dia sandarkan pada Allah.


BAB DUA

Islam dan llmu Pengetahuan



Pemikiran Barat sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin pemikir Barat sekarang ini menerima kenyataan bahwa kemungkinan ada pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Injil, yang menjadi kepercayaan orang Nasrani, menyatakan pohon di mana Nabi Adam AS dilarang memakannya adalah pengetahuan. Oleh karena itu, setelah dia memakan buahnya, dia memperoleh pengetahuan tertentu yang mana tidak dia peroleh sebelumnya. Dengan alasan inilah orang Eropa membantah bahwa selama dua abad mereka tidak menerima pengetahuan ilmiah yang datang dari orang Islam.

Gereja menyatakan bahwa pencarian seperti penge­tahuan ilmiah adalah penyebab dosa yang asli. Uskup menggambarkan bukti mereka dari Perjanjian Lama yang menyebutkan bahwa ketika Adam memakan pohon itu, ia mendapat beberapa pengetahuan, Allah tidak menyukainya dan menolak memberinya kemurahan hati. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya peraturan gereja yang dianggap sebagai hal yang tabu. Akhirnya, ketika pemikir bebas dan ilmuwan Barat sanggup mengatasi kekuatan gereja, mereka membalas dendam dengan mencari petunjuk yang berlawanan dan menekan beberapa kekuatan agama. Mereka beralih kepada hal-hal yang berlawanaan untuk mengatasi kekuatan gereja dan mengurangi pengaruhnya kepada hal yang sempit dan membatasi pada sudut-sudut tertentu.

Oleh karena itu, jika Anda membicarakan persoalan agama dan ilmu pengetahuan dengan pemikir Barat, dia benar-benar akan keheranan. Mereka tidak tahu Islam. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam menjunjung tinggi status ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu, menghormati mereka sebagai saksi setelah malaikat yang berhubungan dengan fakta baru tiada Tuhan selain Allah, sebagaimana yang telah Allah firmankan kepada kita:



"Tuhan menyatakan, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Dia, dan malaikat-malaikat dan orang-orang berilmu yang tegak dengan keadilan. " (QS AIi Imran : 18)



Dan Allah Yang Maha Agung dan Maha Muha berfirman kepada kita:



"Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah ".

(QS Muhammad : 19)



Telah diketahui dari al-Quran bahwa Nabi Adam AS diistimewakan melebihi malaikat dengan kebaikan pengetahuan yang diberikan Allah kepadanya. Kisah dari al-Quran menyangkal Injil yang menyebutkan orang Islam dianggap menyimpang. Menurut al-Quran, kenyataan bahwa Nabi Adam diberi pengetahuan adalah sebuah tanda kehormatan dan bukan karena pengusirannya dari surga. Oleh karena itu, jika seseorang membicarakan Islam dan ilmu pengetahuan dengan para pemikir Barat, mereka cenderung mengharapkan argumen yang sama dengan apa yang ada dalam budaya dan agama mereka. Itulah mengapa mereka memberi reaksi dengan keterkejutan ketika mereka ditunjukkan dengan fakta yang jelas sekali dari al-Quran dan Sunnah.

Di antara pemikir Barat yang menampakkan keterkejutannya itu adalah Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan Pakar Molecular dan Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston. Ketika kami pertama kali bertemu dengannya, Profesor Simpson menuntut pembuktian al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi, kami sanggup menghilangkan kecurigaannya. Kami menunjukkan kepadanya sebuah naskah garis besar perkembangan embrio. Kami membuktikan kepadanya bahwa al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa turunan atau hereditas dan sifat keturunan atau kromosom yang tersusun hanya bisa terjadi setelah perpaduan yang berhasil antara sperma dan ovum. Sebagaimana yang kita ketahui, kromosom-kromosom ini berisi semua sifat-sifat baru manusia yang akan menjadi mata, kulit, rambut, dan lain-lain.

Oleh karena itu, beberapa sifat manusia yang tersusun itu ditentukan oleh kromosomnya. Kromosom-kromosom ini mulai terbentuk sebagai permulaan pada tingkatan nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain, ciri khas manusia baru terbentuk sejak dari tingkatan nutfah yang paling awal. Allah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia berfirman di dalam Al-Quran:



"Celakalah kiranya manusia itu! Alangkah ingkarnya (kepada Tuhan). Dari apakah dia di­ciptakan? Dari setetes air mani. (Tuhan) menciptakannya dan menentukan ukuran yang sepadan dengannya. " (QS Abasa : 17-19)



Selama empat puluh hari pertama kehamilan, semua bagian dan organ tubuh telah sempurna atau lengkap, terbentuk secara berurutan. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada kita di dalam hadisnya: "Setiap dari kamu, semua komponen penciptamu terkumpul dalam rahim ibumu selama empatpuluh hari." Di dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:



"Ketika setetes nuftah telah melewati 42 malam, Allah menyuruh seorang malaikat ke rahim perempuan, yang berkata: `Ya Tuhan! Ini laki­laki atau perernpuan?' Dan Tuhanmu memutus kan apa yang Dia kebendaki. "



Profesor Simpson mempelajari dua hadis ini secara intensif, yang mencatat bahwa empat puluh hari pertama itu terdapat tingkatan yang dapat dibedakan secara jelas atau embriogenesis. Secara khusus, Dia dibuat kagum dengan ketelitian yang mutlak dan keakuratan ke­dua hadis tersebut. Kemudian dalam salali satu konferensi yang dihadirinya, dia memberikan pendapat sebagai berikut: "Dari kedua hadis yang telah tercatat dapat membuktikan kepada kita gambaran waktu secara spesifik perkembangan embrio sebelum sampai 40 hari. Terlebih lagi, Pendapat yang telah berulang-ulang dikemukakan pembicara yang lain pagi ini. bahwa kedua hadis ini telah menghasilkan dasar pengetahuan ilmiah yang mana rekaman mereka sekarang ini didapatkan".

Profesor Simpson mengatakan bahwa agama dapat menjadi petunjuk yang baik untuk pencarian ilmu pengetahuan. Ilmuwan Barat telah menolak hal ini. Seorang ilmuwan Amerika mengatakan bahwa agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini. Dengan analogi, jika Anda pergi ke suatu pabrik dan Anda berpedoman pada mengoperasikan pabrik itu, kemudian Anda akan paham dengan mudah bermacam-macam pengoperasian yang berlangsung di pabrik itu. Jika Anda tidak memiliki pedoman ini, pasti tidak memiliki kesempatan untuk memahami secara baik variasi proses tersebut. Profesor Simpson berkata: "Saya pikir tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama, tetapi pada kenyataannya agama dapat menjadi petunjuk ilmu pengetahuan dengan tambahan wahyu ke beberapa pendekatan ilmiah yang tradisional. Ada kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid, yang mana al-Quran mendukung ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah."

Inilah kebenaran. Orang-orang Islam tentunya dapat memimpin dalam cara pencarian ilmu pengetahuan dan mereka dapat menyampaikan pengetahuan itu daIam status yang sesuai. Terlebih lagi orang Islam mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan itu sebagai bukti keberadaan Allah, Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia untuk menegaskan kerasulan Nabi Muhammad SAW

Allah berfirman di dalam al-Quran:



"Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)



Setelah menyadari melalui beberapa contoh keajaiban al-Quran secara ilmiah yang telah diketahui berhubungan dengan komentar yang objektif dari para ilmuwan, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:

Dapatkah hal ini mejadi sebuah kejadian yang kebetulan bahwa akhir-akhir ini penemuan informasi secara ilmiah dari lapangan yang berbeda yang tersebutkan di dalam al-Quran yang telah turun pada 14 abad yang lalu?

Dapatkah al-Quran ini ditulis atau dikarang Nabi Muhammad SAW atau manusia yang lain?

Hanya jawaban yang mungkin untuk pertanyaan itu bahwa al-Quran secara harfiah adalah kata-kata atau firman Allah yang diturunkan kepadanya. Al-Quran adalah perkataan yang harfiah dari Allah yang Dia turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang melalui malaikat Jibril. Al-Quran ini dihapalkan oleh Nabi Muhammad SAW yang kemudian didiktekan kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabat inilah yang selanjutnya secara bergiliran menghapalkannya, menulis ulang, dan memeriksa/meninjau lagi dengan Nabi Muhammad SAW

Terlebih lagi, Nabi Muhammad SAW memeriksa kembali al-Quran dengan malaikat Jibril sekali setiap bulan Ramadhan dan dua kali di akhir hidupnya pada kalender Hijriah yang sama. Sejak al-Quran diturunkan sampai hari ini, selalu ada banyak orang Islam yang menghapalkan semua ayat al-Quran surat demi surat. Sebagian dari mereka ada yang sanggup menghapal al-Quran pada waktu berumur 10 tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tidak ada satu surat pun di dalam al-Quran yang berubah selama berabad-abad sampai sekarang.

Al-Quran telah diturunkan 14 abad yang lalu menyebutkan fakta yang bacu ditemukan akhir-akhir ini yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan. Hal ini membuktikan tidak ada keraguan bahwa al-Quran adalah firman yang harfiah dari Allah, yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar nabi dan utusan yang diturunkan Allah. Hal ini adalah di luar alasan bahwa setiap manusia 14 abad yang lalu telah mengetahui beberapa fakta ini yang ditemukan atau dibuktikan akhir-akhir ini dengan peralatan canggih dan metode yang rumit.

BAB TIGA

Fase Penciptaan Manusia (A)



Allah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rasul untuk seluruh dunia sebagaimana yang difirmankan Allah di dalam al-Quran,



"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuknya rahmat bagi sernesta alam. " (QS al-Anbiyaa' : 107)



Dan Nabi Muhammad SAW juga utusan Allah untuk orang Badui yang tinggal di gurun sebagaimana dia utusan Allah untuk ilmuwan sekarang ini yang dipenuhi alat-alat laboratorium modern. Dia adalah utusan Allah untuk semua manusia di setiap saat. Sebelum Nabi Muhammad SAW setiap rasul diutus semata-mata untuk kaumnya sendiri. . .



"Kamu hanyalah seorang pemberi peringatan, dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. " (QS ar-Ra'ad : 7)



Akan tetapi, pesan Nabi Muhammad SAW adalah un­tuk seluruh umat manusia, dan untuk alasan itulah Allah memberi bukti yang mendukung pesan Nabi Muhammad SAW Bukti ini berbeda dengan bukti-bukti yang diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Bukti kerasulan yang terdahulu hanya dilihat pada zamannya dan kemungkinan generasi setelah mereka. Kemudian Allah menurunkan rasul yang baru, yang didukung dengan keajaiban-keajaiban baru, untuk membangkitkan kepercayaan kaumnya. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW karena dipersiapkan sebagai rasul yang terakhir sampai Hari Kebangkitan, Allah memberinya mukjizat yang abadi sebagai bukti yang mendukung, yaitu al-Quran.

Jika kita bertanya kepada orang Yahudi atau Nasrani yang menunjukkan kepada kita mukjizat Nabi Musa AS atau Nabi Isa AS yang mungkin sebagai berkah dan perjanjian Allah kepada mereka, maka keduanya akan menyampaikan ini tidak dalam jangkauan manusia un­tuk mempertunjukkan kembali beberapa mukjizat sekarang. Nabi Musa memiliki mukjizat tongkat yang tidak dapat diciptakan atau Nabi Isa AS diminta untuk menghidupkan kembali orang dari kematian. Untuk kita sekarang, mukjizat-mukjizat ini tidak lebih hanya menjadi laporan sejarah. Tetapi jika seorang Islam ditanya tentang mukjizat terbesar Nabi Muhamad SAW dia dapat menunjukkan al-Quran. Al-Quran adalah sebuah mukjizat yang meninggalkan bekas di tangan kita. Al-Quran adalah buku yang terbuka untuk semua orang untuk mengujinya.

Sebagaimana firman Allah di dalam al-Quran:



"Katakanlah: Apakah keterangan (saksi) yang paling besar? Katakanlah: Allah, Dia men­jadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku, supaya dengan itu aku dapat memberi pengertian kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran kepadanya. " (QS al-An'am : 19)



Alam yang menakjubkan dari al-Quran di mana terletak pengetahuan di dalamnya. Allah Yang Maha Agung berfirman:



". . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu (Muhammad), Al­lah menurunkannya dengan ilmu Nya. " (QS an­Nisa : 166)



Oleh karena itu, para ilmuwan di zaman kita dan para sarjana, profesor di beberapa universitas yang memimpin pemikiran manusia, memiliki kesempatan untuk menguji pengetahuan yang ditemukan dalam firman Allah. Pada zaman sekarang, para ilmuwan telah mengungguli dalam penemuan alam semesta, akan tetapi al-Quran lebih dulu telah menjelaskan alam semesta dan sifat alami manusia sebelumnya. Sehingga, apa hasilnya?

Kami menghadirkan Profesor Emeritus Keith Moore, salah satu dari ilmuwan dunia yang terkemuka dalam bidang Anatomi dan Embriologi. Kami bertanya kepada Profesor Moore untuk memberikan analisis ilmiah dari beberapa versi al-Quran secara spesifik kepada kita dan hadis mengenai lapangannya secara khusus.

ProfesorMoore adalah penulis buku yang berjudul "The Development Human". Dia adalah Profiesor Emeritus ahli Anatomi dan Sel Biologi Universitas Toronto, Kanada, di mana dia Ketua Jurusan Basic Sciences, Fakultas Kesehatan, dan selama 8 tahun Ketua Jurusan Anatomi. Prof. Moore sebelumnya juga mengabdi pada Universitas Winndipeg, Kanada, selama sebelas tahun. Dia mengepalai beberapa Internasional Associations of Anatomist and the Counalofthe Union of Biological Science. Profesor Moore juga terpilih anggota Royal Medical Associations of Canada, the Intemational Academy of Cytology, the Union of American Anatomist dan the Union of North dan South American Anatomist, dan pada tahun 1984 menerima penghargaan yang terkenal dalam bidang anatomi di Kanada, JCB Grant Award dari the Canadian Association of Anatomist. Dia menerbitkan beberapa buku di klinik Anatomi dan Embriologi, delapan dari buku ini digunakan sebagai referensi di sekolah medis dan talah diterjemahkaii ke dalam enam bahasa.

Ketika kami bertanya kepada Profesor Moore untuk memberikan analisis kepada kami tentang ayat al-Quran dan sabda nabi, maka dia terkejut. Dia heran bagaimana Nabi Muhammad SAW pada 14 abad yang lalu dapat mendeskripsikan embrio dan fase perkembangannya secara detail dan akurat, yang mana para ilmuwan untuk mengetahui hal itu baru tiga puluh tahun terakhir. Akan tetapi, keterkejutan Profesor Moore itu berkembang begitu cepat menjadi kekaguman terhadap wahyu dan petunjuk ini. Dia memperkenalkan sudut pandang ini secara intelektual dan lingkungan ilmiah. Dia juga memberi sebuah surat pada kesesuaian embriologi modern dengan al-Quran dan Sunnah, di mana dia menyatakan sebagai berikut: "Ini merupakan kesenangan yang besar bagi saya untuk membantu mengklarifikasi pernyataan di dalam al-Quran tentang perkembangan manusia. Telah jelas bagi saya bahwa pernyataan yang datang kepada Nabi Muhammad pasti dari Allah atau Tuhan sebab hampir semua pengetahuan tidak ditemukan sampai beberapa abad terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. "

Pertimbangan yang terkenal dan dihormati ilmuwan embriologi ini dinyatakan atas pembelajaran ayat al-Quran sesuai dengan disiplinnya. Dan kesimpulannya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Allah berfirman di dalam al-Quran tentang tingkatan penciptaan manusia:



"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (QS al-Mukminun : 12-14)



Kata alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti. Pertama, berarti pacet atau lintah; kedua, berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga, berarti segumpal darah.

Dalam perbandingan lintah air tawar dengan em­brio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.

Arti kedua dari kata alaqah adalah sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat dalam penggabungan embrio dengan uterus dalam rahim ibu selarna masa alaqah. Arti ketiga kata alaqah adalah segumpal darah. Hal ini berarti, sebagaimana yang diungkapkan Profesor Moore, bahwa embrio selama selama fase alaqah melalui kejadian di dalam, seperti formasi darah di dalam pembuluh darah tertutup, sampai putaran metabolisme yang dilengkapi dengan plasenta. Selama fase alaqah, darah ditarik di dalam pembuluh darah tertutup dan itulah mengapa embrio tampak seperti segumpal darah, tampak juga seperti lintah. Kedua deskripsi itu dijelaskan secara menakjubkan dengan kata alaqah di dalam al-Quran.

Bagaimana Nabi Muhammad SAW kemungkinan telah mengetahui dirinya. Profesor Moore juga mempelajari embrio saat fase mudghah (gumpalan seperti zat/ substansi). Dia mengambil lempengan tanah liat yang kasar dan mengunyahnya ke dalam mulut. Kemudian membandingkan lempengan itu dengan sebuah gambar embrio saat fase mudghah. Profesor Moore me­nyimpullkan bahwa embrio saat fase mudghah tampak jelas seperti gumpalan zat. Beberapa majalah di Kanada menerbitkan beberapa pernyataan Profesor Moore. Lagi pula, dia menjelaskan dalam tiga acara TV di mana dia menyoroti kesesuaian ilmu pengetahuan modern dengan apa yang tersebut di dalam al-Quran selama 1400 tahun. Akibatnya, Profesor Moore ditanya dengan pertanyaan seperti berikut: "Apakah hal ini berarti kamu percaya bahwa al-Quran itu firman Allah?" Kemudian beliau menjawab: "Saya tidak menemukan kesulitan dalam penemuan hal ini." Profesor Moore juga ditanya: "Bagaimana Anda percaya dengan Nabi Muhammad SAW jika Anda masih percaya dengan Yesus Kristus?" Dia menjawab: "Saya percaya keduanya, karena keduanya dari sekolah yang sama."

Dengan demikian, semua ilmuwan modern yang ada di dunia sekarang ini datang untuk mengetahui bahwa al-Quran itu adalah pengetahuan yang diturunkan dari Allah.



"Akan tetapi Allah mengakui al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya. . . . . .. " (QS an Nisa : 166)



Hal ini juga diikuti bahwa ilmuwan modern tidak menemukan kesulitan dalam mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.





BAB EMPAT

Fase Penciptaan Manusia (B)



Buku berjudul "Perkembangan Manusia" yang ditulis Profesor Keith Moore telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa. Buku ini dijadikan referensi penelitian ilmiah, dan dipilih oleh Komite Khusus di Amerika Serikat sebagai buku terbaik yang ditulis oleh satu orang. Kami bertemu dengan penulis buku ini dan menjelaskan kepadanya beberapa ayat al-Quran dan hadis yang berkaitan dengan spesialisnya di bidang embriologi.



Profesor Moore meyakinkan keterangan kami, sehingga kami mengajukan pertanyaan sebagai berikut: "Anda menyebutkan di buku Anda bahwa pada abad pertengahan tidak ada kemajuan dalam ilmu pengetahuan dalam bidang embriologi dan hanya sedikit yang tahu pada saat itu. Pada saat yang sama, al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau mengajarkan kepada masyarakat sesuai dengan apa yang Allah turunkan kepadanya. Di dalam al-Quran Juga menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara detail dan perkembangan manusia pada fase yang berbeda. Anda adalah seorang ilmuwan yang ternama, namun, mengapa Anda tidak membela kebenaran dan menyebutkan kebenaran ini di dalam buku Anda?" Beliau menjawab: "Anda memiliki bukti dan saya tidak. Jadi, mengapa Anda tidak mempresentasikan hal itu kepada kami?"

Kami melengkapinya dengan bukti dan Profesor Moore ternyata terbukti menjadi seorang ilmuwan yang ternama. Dalam bukunya edisi ketiga, dia membuat beberapa tambahan. Buku ini telah diterjemahkan, sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya ke dalam delapan bahasa, termasuk bahasa Rusia, Cina, Jepang, Jerman, Italia; Portugis, dan Yugoslavia. Buku ini dapat dinikmati karena sudab tersebar ke seluruh dunia dan dibaca beberapa ilmuwan dunia yang terkenal.

Profesor Moore menyatakan di dalam bukunya tentang Abad Pertengahan bahwa:



"Perkembangan ilmu pengetahuan berjalan secara lambat dari zaman pertengahan dan ada sedikit perkembangan penyelidikan dalam hal embriologi yang diusahakan selama abad ini sebagaimana yang telah kita ketahui. Hal ini dijelaskan di dalam al-Quran, kitab suci umat Muslim, manusia diciptakan dari sebuah campuran pengeluaran dari laki-laki dan perempuan. Beberapa referensi yang lain menyebutkan bahwa penciptaan manusia itu dari setetes mani (sperma) dan juga diharapkan bahwa hasil dari organisme itu terbentuk dalam janin perempuan seperti sebuah biji enam hari setelah permulaan (blastosit manusia mulai tertanam sekitar enam hari setelah pembuahan).



Al-Quran juga menyebutkan bahwa setetes mani itu berkembang menjadi segumpal darah yang membeku. Penanaman blastosit atau secara spontan gagal/gugur akan menyerupai segumpal darah secara konsep. Embrio juga dikatakan mirip segumpal zat/substansi seperti permen karet atau kayu (sesuatu yang mirip dengan gigi yang menandakan gumpalan zat).

Perkembangan embrio menjadi manusia pada hari keempat puluh sampai keempat puluh dua dan tidak lama kemudian fase ini mirip embrio binatang. Pada fase ini, embrio manusia mulai memperoleh sifat-sifat manusia. Al-Quran juga menjelaskan bahwa pertumbuhan embrio mengalami tiga kegelapan, pertama, dinding perut depan (ibu), kedua, dinding uterus, ketiga, membran Amniokhorionik. Ruangan yang tidak mengizinkan memperbincangkan beberapa referensi Yang menarik lainnya yang berkaitan dengan pertum­buhan manusia sebelum dilahirkan yang muncul di dalam al-Quran.

Hal ini sesuai dengan apa yang telah ditulis Prof. Moore di dalam bukunya. Segala puji bagi Allah. Dan sekarang telah disebarkan ke seluruh dunia. Kesesuaian antara ilmu pengetahuan dan al-Quran ini menjadikan kewajiban bagi Profesor Moore untuk menjelaskan hal ini di dalam bukunya. Dia menyimpulkan bahwa klasifikasi modern dari fase perkembangan embrio yang telah diterima di seluruh dunia tidaklah mudah atau lengkap. Hal ini tidak menolong pemahaman dari perkembangan fase embrio, sebab fase itu menurut basis angka, yaitu fase 1, fase 2, fase 3, dan seterusnya. Pembagian yang dijelaskan di dalam al-Quran tidak tergan­tung dengan sistem basis angka. Al-Quran mendasarkan pada perbedaan sesuai bentuk yang dilewati embrio agar mudah diidentifikasi.

Al-Quran menjelaskan fase perkembangan janin sebelum kelahiran sebagai berikut: Nutfah yang berarti "tetesan" atau air yang sedikit jumlahnya, alaqah yang berarti struktur seperti lintah, mudghah yang berarti struktur seperti kunyahan, `idhaam yang berarti tulang atau kerangka, kisaa ul-idham bil-laham yang berarti daging pembungkus tulang atau otot, dan an-nash'a yang berarti bentuk janin yang jelas. Profesor Moore telah mengetahui bahwa bagian ayat al-Quran ini benar­benar berdasarkan pada fase pertumbuhan janin sebelum masa kelahiran. Dia memberi cacatan bahwa bagian ini menunjukkan penggambaran secara ilmiah yang elegan yang mencakup banyak hal dan praktik.

Dalam suatu konferensi, Profesor Moore menyatakan sebagai berikut: Embrio berkembang di dalam kandungan ibu atau dilindungi uterus dengan tiga selubung atau lapisan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam kaca mikroskop. (A) Menggambarkan dinding perut depan, (B) Dinding Uterus (C) Membran Amniokhorinik. Sebab fase embrio manusia ini kompleks, memperlihatkan kelanjutan dari proses perubahan selama pertumbuhan, telah diusulkan bahwa sistem klasifikasi baru dapat dikembangkan dengan penggunaan istilah yang tersebut di dalam al-Quran dan Sunnah. Usulan ini sangat sederhana, luas, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan tentang embriologi sekarang ini.

Studi al-Quran dan hadis secara intensif empat abad terakhir telah menurunkan sistem klasifikasi embrio manusia yang menakjubkan sejak al-Quran diturunkan pada abad ketujuh. Meskipun Aristoteles, penemu ilmu pengetahuan tentang embriologi, menyadari bahwa pertumbuhan embrio anak ayam pada fase dari penelitiannya terhadap telur ayam pada abad keempat. Dia tidak memberikan penjelasan secara mendetail tentang fase ini. Sejauh yang diketahui dari sejarah embriologi, hanya sedikit yang tahu tentang fase dan klasifikasinya embrio manusia sampai abad kedua puluh. Untuk alasan tersebut, gambaran embrio manusia di dalam al-Quran itu tidak berdasarkan ilmu pengetahuan secara ilmiah pada abad ketujuh. Hanya kesimpulan yang masuk akal bahwa gambaran ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak dapat mengetahui secara mendetail sebab beliau seorang yang buta huruf, yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan ilmiah.

Kami mengatakan kepada Profesor Moore, “Apa yang Anda katakan adalah benar, tetapi kebenaran itu kurang mutlak dibandingkan dengan bukti yang telah kami tunjukkan kepada Anda dari al-Quran dan sunnah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan embriologi khususnya. Oleh karena itu, mengapa Anda tidak mengerjakan kebenaran dan sama sekali tidak membawa cabang dari ayat-ayat al-Quran dan hadis yang berhubungan dengan bidang spesialisasi atau keahlian Anda?”

Profesor Moore mengatakan bahwa dia telah me­masukkan beberapa referensi yang sesuai pada tempat yang cocok dalam sebuah buku khusus ilmiah. Akan tetapi, dia akan mengundang kami untuk membuat beberapa tambahan secara Islami, yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi dan menyoroti berbagai macam aspek yang menakjubkan agar dimasukkan pada tempat yang cocok di dalam buku.

Hal ini telah dikerjakan dan akibatnya Profesor Moore menulis sebuah perkenalan untuk tambahan tentang Islam dan hasilnya dapat Anda lihat dalam buku ini. Setiap halaman berisi fakta tentang ilmu pengetahuan embriologi, kami telah menjelaskan beberapa ayat al­Quran dan hadis yang membuktikan bahwa al-Quran dan sunnah tidak dapat ditiru. Apa yang kami saksikan sekarang Islam menjadi berkembang ke daerah baru yang di dalamnya berisi keadilan dan tidak memihak pikiran orang.



BAB LIMA

Fase Embrio



Kami perkenalkan Prof. G.C. Goeringer kepada Anda. Dia adalah Direktur Kursus dan Direktur Asosiasi Ahli Kesehatan Embrio di Jurusan Biologi Sel, Sekolah Kedokteran Universitas George­town, Washington DC. Kami bertemu dengannya dan menanyakan apakah dalam sejarah embriologi ada beberapa sebutan fase yang berbeda dari pertumbuhan embrio dan apakah ada buku tentang embriologi pada zaman Nabi Muhammad SAW atau beberapa abad setelahnya yang mana menyebutkan bermacam-macam fase atau apakah pembagian fase yang berbeda ini hanya datang untuk dilketahui pada pertengahan abad kesembilanbelas. Dia berkata bahwa Yunani Kuno memperhatikan studi embriologi dan beberapa dari mereka mencoba menggambarkan apa yang terjadi dengan janin dan bagaimana pertumbuhannya. Kami setuju dengannya bahwa Aristoteles di antara mereka, mencoba menguraikan beberapa teori pada suatu subjek tetapi apakah ada beberapa sebutan yang dibuat dari fase ini?

Kami tahu bahwa fase ini tidak diketahui sampai pertengahan abad kesembilan belas dan tidak ditunjukkan sampai awal abad kedua puluh. Setelah diskusi yang panjang, Profesor Goeringer setuju bahwa tidak ada sebutan fase-fase ini. Dengan demikian, kami menanyakannya jika ada beberapa terminologi secara khusus menggunakan persamaan fase-fase ini yang mana telah ditemukan di dalam al-Quran. Namun jawabannya negatif. Kami menanyakannya: "Apakah pendapat Anda tentang istilah ini yang mana : al-Quran menggunakan untuk menggambarkan fase yang dilewati janin?" Setelah diskusi yang panjang, dia menunjukkan sebuah studi pada konferensi tentang kedokteran di Saudi Arabia yang kedelapan. Dia menyebutkan dalam studinya tentang dasar ketidaktahuan seseorang dalam fase-fase ini. Dan juga mendiskusikan secara komprehensif dan ketelitian ayat al-Quran dalam penggambaran pertumbuhan janin secara ringkas dan meluas yang membawa kebenaran secara menyeluruh. Mari kita dengarkan penjelasan pendapat dari Profesor Goenger:



"Dalam kaitannya dengan ayat al­Quran yang berarti penggambaran pertumbuhan manusia secara komprehensif dari percampuran gamet dengan organogenesis. Tidak ada perbedaan dan rekaman yang lengkap dari pertumbuhan manusia seperti klasifikasi istilah dan penggambaran kehidupan sebelumnya. Kebanyakan, jika tidak semua hal, gambaran ini mendahului beberapa abad rekaman fase yang bervariasi dari embrio manusia dan rekaman pertumbuhan yang berhubungan dengan janin dalam literatur ilmiah tradisional. "



Diskusi dengan Profesor Georinger membawa kami untuk berbicara tentang fakta bahwa penemuan baru-baru ini menghapuskan beberapa kontroversi. Meskipun kelahiran Nabi Isa itu suci yang telah menjadi kepercayaan orang-orang Nasrani selama berabad-abad, beberapa di antara umat Nasrani bersikeras bahwa Nabi Isa harus memiliki seorang ayah, sebagai kelahiran yang suci "secara ilmiah adalah hal yang tidak mungkin". Mereka memperdebatkan hal ini dan kemungkinan mereka tidak tahu, bahwa ada kemungkinan penciptaan tanpa seorang ayah. Al-Quran menjawab mereka dan memberikan contoh penciptaan Nabi Adam AS. Sebagaimana firman Allah SWT:



"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti penciptaan Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. " (QS Ali Imran : 59)



Ada tiga tipe penciptaan:



1. Nabi Adam AS diciptakan tanpa seorang ayah maupun ibu.

2. Hawa diciptakan tanpa seorang ibu.

3. Nabi Isa AS diciptakan tanpa seorang ayah.



Oleh karena itu, hanya Allah yang bisa menciptakan Adam tanpa seorang ayah maupun ibu yang juga bisa menciptakan Nabi Isa AS dari seorang ibu tetapi tanpa seorang ayah. Namun demikian, umat Nasrani masih melanjutkan perdebatan mereka meskipun Allah telah mengirim bukti petunjuk kepada mereka setelah adanya bukti. Kemudian, ketika mereka tetap memper­tahankan kontroversi ini, mereka menjawab bahwa mereka tidak pernah melihat atau mendengar seseorang yang diciptakan tanpa seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi ilmu pengetahuan modern sekarang telah mengungkapkan bahwa beberapa binatang yang ada di muka bumi ini dilahirkan dan direproduksi tanpa perbuatan dari spesies jantan. Sebagai contoh, lebah jantan memiliki telur tidak lebih dari satu yang mana telur tersebut tidak dibuahi oleh pejantan, sedangkan telur yang dibuahi pejantan itu berfungsi sebagai betina. Lagi pula, lebah jantan diciptakan dari telur ratu tetapi tidak mengalami pembuahan dari pejantan. Ada beberapa contoh lain selain contoh binatang ini di muka bumi. Terlebih Iagi manusia sekarang memiliki peralatan ilmiah yang membangkitkan semangat telur betina dari beberapa organisme untuk itulah telur ini berkembang tanpa pembuahan dari pejantan.



Mari kita baca perkataan Profesor Goeringer:



"Pada tipe dari pendekatan ini, telur tanpa pembuahan dari beberapa spesies amphibi dan mamalia tingkat lebih rendah dapat diaktifkan dengan peralatan mekanik (seperti tusukan jarum), fisik (seperti goncangan yang panas) atau peralatan kimia dengan sejumlah zat kimia yang berbeda dan melanjutkan untuk kemajuan pertumbuhan fase. Dalam beberapa spesies, tipe pertumbuhan partenogenetik ini alami. "



Allah telah memberikan jawaban dengan pasti ke­pada kita dan Dia menggunakan Adam, bagi orang yang percaya, sebagai contoh ada manusia yang tidak memiliki ayah maupun ibu. Beberapa umat Nasrani meyakini hal ini sebagai sebuah penyimpangan dari kenyataan bahwa manusia dapat lahir tanpa seorang ayah. Oleh karena itu, Allah menunjukkan mereka sebuah analogi manusia yang tidak memiliki ayah dan ibu, yaitu Nabi Adam AS. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam al-Quran, surat Ali Imran: 59.

Allah berkehendak bahwa ada kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan yang membuktikan kebenaran setelah datangnya kebenaran yang telah diturunkan di dalam al-Quran. Inilah jalan bahwa ayat-ayat dalam kitab suci itu diturunkan dengan perjalanan waktu yang lama. Ayat-ayat ini dipelajari para sejarawan dan ilmuwan yang terkemuka dari agama kita dan generasi yang akan datang. Ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis dalam mengkaji keajaiban al-Quran.



"Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS Saba' : 6)



"Dan sesunguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi. " (QS Shaad : 88)



"Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. " (QS al-An'am : 67)



"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)

BAB ENAM

Pekembangan Janin



Kami menghadirkan kepada Anda Profesor Marshal Johnson, Profesor Emeritus Anatomi dan Perkembangan Biologi di Thomas Jefferson, Univeritas Philadelphia, Pennsylavia, Amerika Serikat. Selama 22 tahun, dia seorang ahli anatomi, Ketua Jurusan Anatomi dan Direktur Institut Baugh Daniel. Dia juga Presiden Perhimpunan Teratologi. Dia menulis lebih dari 200 judul buku yang telah diterbitkan. Ketika kami bertemu dengan Profesor Johnson pada Konferensi Medis ketujuh di Saudi Arabia, dalam sebuah kepanitian khusus yang dibentuk untuk penyelidikan dan investigasi bukti-bukti ilmiah di dalam al-Quran dan Sunnah.

Ketika kami bertemu dalam kepanitiaan yang sama, Profesor Johnson bertanya kepada kami apa yang dikerjakan kepanitiaan kita? Kami mengatakan bahwa subjek studi kita adalah hubungan antara al-Quran dan sunnah yang telah 1400 tahun lalu dan apa yang telah dikatakan ilmuwan modern kepada kita. Kemudian dia menambahkan, seperti apa contohnya? Kami menja­wab: sebagai contoh, ilmu pengetahuan modern menjelaskan bahwa pertumbuhan manusia sebelum masa kelahiran mengalami beberapa fase, sedangkan al­Quran juga menjelaskan fase ini kepada kita 1400 ta­hun yang lalu.

Profesor Johnson terkejut ketika mendengar uraian kami. Dia menyampaikan perasaannya dengan perkataan yang simpel: "Tidak, tidak? Jenis perkataan apa itu?"

Kami paham bahwa pernyataan tadi langsung mengejutkannya. Kami tahu bahwa dia termasuk salah satu ilmuwan Amerika Serikat. Kami tentu juga tahu bahwa penemuan mikroskop pada abad ke-16, seluruh dokter pada abad ketujuh belas percaya bahwa kesucian seorang manusia berawal di dalam air mani laki-laki, khususnya di dalam sperma laki-laki. Gambar ini yang digunakan petunjuk untuk ilmuwan pada abad ke-17 dan pertengahan abad ke-18, untuk mendukung kepercayaan mereka bahwa manusia diciptakan dari keseluruhan sperma laki-laki. Tetapi tidak lama kemudian, ovum ditemukan 5 tahun setelah pe­nemuan sperma. Dengan jalan ini mereka mengabaikan aturan manusia pada abad ke-18, sebagai­mana yang mereka abaikan kepada perempuan pada abad ke-17.

Hal ini masih berlanjut sampai abad ke-19, ketika para ilmuwan menemukan pertumbuhan embrio ma­nusia yang terjadi dalam beberapa fase yang berturut­turut. Alasan inilah yang kami informasikan kepada Profesor Johnson bahwa al-Quran juga menyebutkan hal itu pada 1400 tahun yang lalu. Kemudian dia mena­han dan berteriak: "Tidak, tidak!" Jadi, kita berbelok menanganinya sebuah kopian al-Quran dan rnenunjukkan kepadanya ayat berikut yang dia membacanya dalam terjemahan bahasa Inggris.



"Mengapa kamu tidak percaya akan kebenaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. " (QS Nuh : 13 -14)



Kemudian kami menunjukkan ayat berikut:



".. .Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan . . . " (QS az-Zumar : 6)



Hingga di sini, Profesor Johnson duduk dan berkata: `Apakah hal ini dapat dijelaskan dalam tiga kemung­kinan? Pertama, bahwa hal ini merupakan kejadian yang kebetulan belaka. Dengan demikian kami mengumpulkan lebih dari 25 teks dan menunjukkan kepadanya. Kemudian kami bertanya: "Apakah mungkin semua teks ini rnerupakan kebetulan saja? Terlebih lagi kitab suci al-Quran memberikan nama setiap fase ini. Pertama, nutfah atau tetesan cair, kedua, alaqah atau seperti zat/lintah, ketiga, mudghah atau gumpalan seperti zat, keempat, menjadi tulang, dan selanjutnya tulang itu dibungkus dengan daging. Dapatkah semua kejadian ini dikatakan hanyalah suatu kebetulan?" Dia dengan bertekat bulat menjawab: "Tidak".

Kemudian kami menunjukkan: “Apa yang membekas pada Anda?" Dia berkata: "Kemungkinan bahwa Muhammad dianggap sebagai mikroskop yang sangat kuat".

Kami berkata: "Anda tahu bahwa hal-hal kecil dan ilmu pengetahuan. khusus telah dijelaskan di dalam al-Quran yang hanya dapat diperoleh lewat mikroskop yang sangat kuat. Dan setiap orang yang memiliki mikroskop yang sangat kuat juga memiliki teknologi yang sangat tinggi, yang pasti tercermin dalam kehidupan sehari-hari, rumah, makanan, kantor, mengatur perang, mencari perdamaian, dan lain-lain. Dan Anda tahu bahwa kemajuan teknologi adalah sebuah proses kumulatif warisan penumpukan, ber­jalan terus dan membuktikan dari satu generasi ke generasi lain."

Profesor Johnson tertawa dan berkata: "Pada kenyataannya, saya melihat mikroskop pertama kali ditemukan di dunia. Hal ini tidak diperbesar lebih dari beberapa kali dan tidak ditunjukkan sebuah gambar yang jelas."

Nabi Muhammad SAW tidak pernah memiliki peralatan ilmiah atau mikroskop. Hanya hal itu yang mengingatkan kita untuk mengatakan bahwa dia adalah seorang utusan Allah. Setelah ini, Profesor Johnson mulai tertarik dalam mengkaji bukti-bukti ilmiah di dalam al-Quran, memusatkan penyelidikannya pada pertumbuhan fase embrio. Sedangkan Profesor Moore mendiskusikan hal lain tentang penampakan fetal eskternal, Profesor Johnson memusatkan presentasinya pada penggambaran al-Quran secara mendetail dari janin, baik dari internal maupun eksternal.

Profesor Johnson berkata: "Secara ringkasnya, al­Quran tidak hanya menggambarkan bentuk pertumbuhan secara eksternal, tetapi juga menekankan pada fase internal, fase dari sisi dalam embrio, penciptaan dan pertumbuhan, menekankan pada kejadian­kejadian utama yang diakui ilmu pengetahuan zaman sekarang."

Sebagai contoh, mudghah atau gumpalan seperti zat, salah satu benda yang digunakan ProfesorJohnson sebagai petunjuk. Beberapa mudghah ini menunjukkan kenampakan luar embrio bentuk kurva dan dengan kenampakan penonjolan dan tanda-tanda lekukan yang menyerupai gigi. Kami memperhatikan teguk dan lekuk, juga memperhatikan permukaan garis, yang mana semuanya ini memberikan embrio keistimewaannya tersendiri di mana embrio pada saat fase ini hanya bertambah satu sentimeter panjangnya.

Jika kami membuat sebuah irisan dalam embrio dan membedah organ bagian dalam, kami akan menemu­kan sebagian besar mereka telah terbentuk, yang tam­pak nyata di sini. Kita juga dapat melihat dari gambar ini bahwa sel-sel itu telah terbentuk meskipun yang lain belum terbentuk secara sempurna.

Bagaimana kita dapat menggambarkan embrio ini? Apa yang kita lakukan? Dapatkah kita melengkapi penciptaan ini? Kemudian kita menggambarkan bagian yang telah tercipta. Dan jika kita mengatakan ini adalah sebuah ciptaan yang belum selesai, kemudian kita menggambarkan bagian yang belum sempurna, pertanyaan yang akan muncul adalah: Apakah ini ciptaan yang sempurna ataukah belum sempurna? Tidak ada penjelasan yang lebih bagus dari fase embriologenesis dibanding dengan penggambaran ayat al-Quran sebagai berikut:



"... mudghah (segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan tidak sempurna. . . " (QS al-Hajj: 5)



Di sinilah Profesor Marshal Johnson memberikan kesimpulan dalam penelitiannya: "Sebagai seorang ilmuwan, saya hanya dapat menguraikan yang dapat saya lihat secara spesifik. Saya dapat memahami kata­kata yang diterjemahkan dari al-Quran kepada saya. Sebagaimana contoh yang telah saya berikan sebelum­nya, jika saya mengubah urutan diri saya menuju zaman pada saat itu, ketahuilah bahwa saya mengetahui penggambaran hal itu sekarang ini. Saya tidak dapat menggambarkan hal yang telah dideskripsikan. Saya tidak memiliki petunjuk untuk pembuktian kon­ep itu bahwa seseorang ini, Muhammad, harus mengembangkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi, saya tidak menemukan perbedaan di sini dengan konsep yang berkaitan dengan Ketuhahan yang terlihat di dalam apa yang telah ditulis.

Ya, inilah petunjuk. Jalan yang hanya meninggalkan orang untuk mengikuti contoh ilmuwan-ilmuwan besar itu, pengetahuan bahwa Allah menurunkan Nabi Muhammad SAW sebagai buku ilmu pengetahuan dari Allah. Allah telah berjanji bahwa manusia suatu saat akan menemukan tanda-tanda kebesaran Allah yang telah ditujukan di dalam al-Quran sebagai kitab kebenaran yang telah diturunkan Allah."

BAB TUJUH

Munculnya Penyakit Baru

Akibat Penyebaran Gatal



Profesor TVN Persaud berkata: "Tiidak ada kesulitan dalam pemikiran saya yang berkenaan bahwa ini adalah sebuah wahyu dari Tuhan atau petunjuk yang diturunkan kepadanya dengan pernyataan sebagai berikut.



Kami menghadirkan kepada Anda Profesor TVN Persaud, ahli anatomi, ahli kesehatan anak-anak, dan ahli ginekologi kebidanan dan ilmu reproduksi di Universitas Manitoba, Winniverg, Menitoba Kanada. Di sana, ia menjabat Ketua Jurusan Anatomi selama 10 tahun. Profesor Keith Moore memperkenalkan Prof. Persaud kepada kami dan mengira bahwa ada tiga pemikiran bebas sarjana dan ilmuwan yang mana keasyikan utamanya akan pencarian kebenaran. Profesor Persaud adalah salah satu dari semua itu. Dia seorang yang terkenal dalam bidangnya dan penulis maupun edi­tor dari 22 buku dan telah diterbitkan lebih dari 181 dokumen ilmiah. Tahun 1991, dia menerima JCB Grant Award dari Asosiasi Ahli Anatomi Kanada. Dia juga memasukkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi di dalam bukunya yang dia presentasikan pada beberapa konferensi yang dia ikuti. Di bawah ini salah satu hadis yang dipakai Profesor Persaud:



Ketika janin telah melewati 42 malam, Allah menurunkan malaikat untuk membentuk dan menciptakannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulang. Kemudian malaikat itu bertanya, Ya Allah laki­ laki atau perempuankah. Dan Allah memutuskan apa yang Dia kehendaki dan malaikat memeriksanya (Shahih Mutir)



Gambar yang menunjukkan janin berumur 35 hari tidak membentuk bentuk manusia. Dengan adanya gambar tersebut menunjukkan gambar janin yang sama pada saat berumur 42 hari. Profesor Persaud lebih lanjut berkata, kita ddak dapat melihat bentuk manusia. Kami melihat gambar ilustrasi ini dibuat oleh CIBA, yang menggambarkan janin yang berumur 42 hari. Satu minggu kemudian, selama minggu ketujuh, setelah hari ke-42, gambar berubah lebih sempuma. Hadis Nabi yang berhubungan dengan hal ini yaitu:



Ketika janin telah melewati 42 malam, Allah menurunkan malaikat untuk menentukan dan menciptakannya pendengaran, penglihatan, kulit, otot daging, dan tulang.



Profesor Persaud mempresentasikan beberapa penemuannya yang berkenaan hubungan antara al­Quran dan Sunnah dengan ilmu pengetahuan modern. Di bawah ini hadis lain yang dipelajari Profesor Persaud dan membuatnya subjek dari salah satu presentasinya:



“Jika hal yang cabul yang ada di antara masyarakat dan kemudian tampak sebagai hal yang umum dan dipraktikkan secara terbuka, wabah dan penyakit baru yang tidak ada sebelum hal itu berkembang di antara mereka. " (HR Ibnu Majah dan Hakim).



Mari kita lihat penjelasan Profesor Persaud dari hadis ini. Hal ini dapat diterima secara luas bahwa penyakit ini berubah di dalam leher rahim yang berhubungan dengan umur wanita, frekuensi hubungan, dan jumlah pasangan. Beberapa ahli epidemiologi mempelajari yang mengindikasikan secara jelas sebuah hubungan secara signifikan antara kedapatan perkalian pasangan seksual dengan tingginya terjadinya terkena kanker leher rahim. Akibat dan bahayanya dari hubungan seksual dengan siapa saja dan penyimpangan seksual yang dipraktikkan pernah diperlihatkan di dalam hadis ini pada 14 abad yang lalu. Kata "kekotoran" meliputi perzinahan, persetubuhan di luar nikah. Saya katakan: homoseksual, sifat kebinatangan, dan semua perbuatan seksual yang tidak wajar. Hal ini tidak dapat dipandang dari segi apa pun secara luas, bahwa kita harus mempertimbangkan Herpes dan HIV/AIDS sebagai contoh dari penyakit baru lain dan pada kenyataannya pada saat ini penyaldt baru bagi kita tidak memiliki obat.

Sekarang kita dapat memahami arti dari hadis ini, sebab homoseksual, pelacuran, dan hal yang cabul menjadi menyebar luas dan bahkan dilegalisasikan di beberapa negara Barat. Tidak lama beberapa tahun setelah revolusi seksual yang menimbullcan penyakit itu, Profesor Persaud membicarakan tentang menyebar luasnya penyakit itu seperti HIV/AIDS merupakan permasalahan kesehatan yang serius sekarang ini. Kata­kata Nabi Muhammad SAW itu memang benar. AIDS adalah contoh nyata dari penyakit yang tidak ada pada generasi sebelumnya, tetapi sekarang berkembang pada angka yang mengkhawatirkan. Sekarang, sebagian besar masyarakat khawatir jika mereka kemungkinan tertular.

Kita harus berterima kasih kepada Profesor Persaud atas usahanya. Kemudian kami menanyakan pendapat Profesor Persaud yang sudah terkenal tentang fenomena ini dan yang telah dia teliti, lalu dia menyatakan:



“Hal ini terlihat bagi saya bahwa Muhammad adalah orang yang sangat luar biasa. Dia tidak dapat membaca maupun menulis. Pada kenyataannya, dia seorang yang buta huruf. Kita berbicara pada 14 abad yang lalu. Kamu memiliki seorang buta huruf yang membuat pernyataan sangat besar dan pernyataan yang menakjubkan kecermatannya tentang keilmiahannya. Saya secara pribadi tidak dapat mengetahui bagaimana hal ini bisa menjadi kesempatan belaka yang terlalu banyak kecermatannya seperti Profesor Moore. Tidak ada kesulitan dalam pikiran saya mengenai wahyu yang hebat itu yang diturunkan kepadanya dengan per­nyataan pernyataan ini.



Al-Quran adalah sebuah kitab, petunjuk, kebenaran, bukti dan kebenaran yang abadi bagi kita sampai akhir zaman.



BAB DELAPAN

Kulit Sebagai Panca Indera



Profesor Tejatat Tejasen mengucapkan kalimat "Laa illaha illallah Muhammad Rasul Allah." Pria ini mengucapkan kalimat shahadah. Dengan demikian dia menyatakan menjadi seorang Muslim. Hal ini terjadi selama Konferensi Kedokteran ke-5 yang diadakan di Riyadh, Saudi Arabia. Dialah Profesor Tejatat Tejasen, Ketua Jurusan Anatomi di Chiang Mai, Universitas Thailand. Dia sebelumnya Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas yang sama.

Kami menunjukkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi kepada Profiesor Tejasen yang sesuai dengan keahliannya dalam bidang anatomi. Dia memberi alasan bahwa mereka juga memiliki kitab dalam agama Budha yang menerangkan gambaran fase perkembangan embrio yang sangat akurat. Kami mengatakan kepadanya bahwa kami sangat senang dan tertarik untuk melihat gambaran itu dan belajar tentang kitab itu. Setahun kemudian, Profesor Tejasen datang ke Universitas King Abdul Aziz sebagai penguji dari luar. Kami mengingatkannya tentang pernyataan yang dibuatnya setahun yang lalu, tetapi dia minta maaf dan mengatakan bahwa pada saat dia membuat pernyataan itu tanpa mengetahui persoalan itu dengan pasti. Akan tetapi, ketika dia mencek Kitab Tripitaka, ternyata dia tidak menemukan pertalian dengan pokok masalah.

Atas dasar hal ini, kami menghadirkan sebuah kuliah tertulis Profesor Keith Moore tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang tertulis di dalam al-Quran dan Sunnah. Dan kami bertanya kepada Profesor Teja sen jika dia tahu tentang Profesor Keith Moore. Bahkan dia menjawab bahwa dia tentu tahu Profesor Moore dan menambahkan bahwa Profesor Moore adalah salah satu ilmuwan dunia yang terkenal dalam bidangnya.

Ketika Profesor Tejasen mempelajari artikel ini, dia juga sangat heran. Kami menanyakannya beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan keahliannya. Salah satu pertanyaan itu menyinggung tentang penemuan terbaru dalam hal dermatologi tentang sifat-sifat kulit sebagai salah satu alat panca indera.

Dinyatakan kepada Profesor Tejasen: "Anda akan tertarik untuk mengetahui isi kitab ini, kitab al-Quran, sebagai referensi pada 1400 tahun yang lalu yang menyinggung tentang persoalan hukuman bagi orang yang tidak beriman atau kafir yaitu akan masuk neraka yang dipenuhi api. Dalam hal ini dinyatakan bahwa ketika kulit mereka mengalami kerusakan, Allah membuat kulit lain untuk mereka sehingga mereka merasakan hukuman balasan di dalam neraka itu. Ini menunjukkan pengetahuan tentang bagian terakhir dari urat syaraf dalam kulit dan ayat tersebut artinya:



"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kulit mereka hangus, Kami ganti mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (QS an-Nisa : 56)



Kami menanyakannya: "Jadi Anda setuju bahwa ini referensi tentang pentingnya bagian terakhir dari urat syaraf dalam perasaan kulit, 1400 tahun yang lalu?" Profesor Tejasen menjawab: "Ya, saya setuju."

Pengetahuan tentang perasaan kulit ini telah diketahui lama sebelumnya, sebab hal ini dikatakan jika seseorang berbuat salah, kemudian dia akan dihukum dengan menghanguskan kulimya dan kemudian AIlah akan menggantinya dengan kulit baru, yang menutupi mereka agar mereka tahu bahwa dia disiksa kembali. Hal ini berarti mereka tahu beberapa tahun lalu bahwa rangsangan perasaan sakit pasti ada di kulit, sehingga mereka akan diganti dengan kulit yang baru. Kulit adalah pusat kepekaan luka bakar. Oleh karena itu, jika kulit terbakar api seluruhnya, akan kehilangan kepekaannya. Dengan berdasar alasan inilah maka Allah akan menghukum orang-orang kafir di hari kiamat dengan mengembalikan kulit mereka ke keadaan semula secara terus menerus, sebagaimana Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfirman dalam al­Quran surat an-Nisa : 56.

Kami menanyakan kepadanya sebuah pertanyaan sebagai berikut: "Apakah mungkin ayat-ayat al-Quran ini datang dari Nabi Muhammad SAW dari sumber manusia?" Profesor Tejasen mengakui bahwa ayat-ayat al-Quran tidak mungkin bersumber dari manusia. Akan tetapi dia masih menanyakan tentang sumber ilmu pengetahuan itu dan dari mana Nabi Muhammad kemungkinan menerima ayat-ayat itu? Kami menjawab: "Dari Allah, Yang Maha Agung dan Maha Mulia." Kemudian dia bertanya: "Siapakah Allah itu?" Kami menjawab: "Dia adalah pencipta semua yang ada di jagat raya ini. Jika Anda mendapatkan kebijakan kemudian hal ini hanya datang dari satu-satunya Yang Maha Bijaksana. Jika anda menemui pengetahuan dalam pembuatan alam semesta ini, Dialah pencipta alam semesta, satu ­satunya Yang Maha Mengetahui. Jika Anda mendapatkan kesempurnaan komposisi ciptaan-Nya, inilah bukti bahwa Dialah Yang Maha Sempurna. Dan jika Anda mendapatkan kemurahan hati kemudian memberikan kesaksian ini pada kenyataan bahwa penciptaan itu dimiliki sebagai satu kesatuan tata tertib dan menghubungkan bersama dengan kuat, kemudian inilah bukti bahwa inilah ciptaan Sang Pencipta, Allah Yang Maha Agung dan Maha Kuasa.

Profesor Tejasen setuju dengan apa yang kami terangkan kepadanya. Dia kembali ke negaranya di mana dia menyampaikan beberapa perkuliahan tentang pengetahuan barunya dan penemuannya. Kami telah memberikan informasi kepada lima orang mahasiswa yang kemudian masuk Islam sebagai hasil dari perkuliahan ini. Kemudian pada saat Konferensi Kedokteran ke-5 yang diselengagrakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikui seri perkuliahan tentang tanda-tanda kedokteran dalam al-Quran dan Sunnah. Profesor Tejasen menghabiskan empat hari dengan beberapa perkuliahan, Muslim dan non-Muslim, membicarakan tentang fenomena di dalam al-Quran dan Sunnah. Pada sesi akhir itu, Profesor Tejasen berdiri dan berkata:

"Pada hari ketiga tahun-tahun terakhir ini, saya menjadi tertarik mempelajari al-Quran yang mana Syeikh Abdul Majid az-Zindani berikan kepada saya. Tahun lalu, saya mendapati tulisan Profesor Keith Moore terakhir dari Syeikh. Dia meminta saya menerjemahkan ke dalam bahasa Thai dan memberikan sedikit kuliah kepada Muslim di Thailand. Saya telah memenuhi permintaannya. Anda dapat melihatnya dalam video tape yang saya berikan kepada Syeikh sebagai sebuah hadiah. Dari penelitian saya dan apa yang saya pelajari secara keseluruhan dalam konferensi ini, saya percaya bahwa semuanya yang telah tertulis di dalam al­Quran pasti sebuah kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. Sejak Nabi Mubammad SAW yang tidak dapat membaca maupun menulis, Muhammad pasti seorang utusan yang menyiarkan kebenaran yang diturunkan kepadanya sebagai seorang yang dipilih oleh Sang Pencipta. Pencipta ini pasti Allah atau Tuhan. Oleh karena itu, saya berpikir inilah saatnya saya mengucapkan kalimat "Laa illaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) Muhammad Rasul Allah (Muhammad adalah utusan Nya). "



Saya tidak hanya belajar dari pengetahuan ilmiah selama konferensi itu, tetapi juga kesempatan yang bagus bertemu dengan beberapa ilmuwan baru dan bertemu dengan mereka sebagai sesama peserta. Hal yang paling berharga yang saya peroleh ketika datang ke konferensi ini adalah saya mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasul Allah," dan saya menjadi seorang Muslim.

Kebenaran itu datangnya dari Allah sebagaimana firmannya di dalam al-Quran:



"Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menyuruh (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkara lagi Maha Terpuji. " (QS Saba': 6)

BAB SEMBILAN

Otak Besar



Allah berfirman di dalam al-Quran tentang salah satu kejahatan orang kafir yang melarang Nabi Muhammad SAW untuk shalat di Ka'bah:



"Ketabuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubun-nya, (yaitu ) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. "

(QS al -Alaq : 15 -16)



Mengapa al-Quran menggambarkan bagian depan kepala sebagai pembohongan dan perbuatan dosa? Mengapa al-Quran tidak mengatakan bahwa seseorang itu berbohong dan melakukan dosa? Apakah ada hubungannya antara bagian depan kepala dan kebohongan dan perbuatan penuh dosa?

Jika kita melihat tengkorak bagian depan kepala, kita akan mendapatkan atau menemukan daerah prefrantal pada otak besar. Apa yang fisiologi katakan kepada kita tentang fungsi daerah ini? Sebuah buku yang berjudul Essentials of Anatomy Physiology menyatakan tentang daerah ini: "Motivasi dan tinjauan ke masa depan untuk merencanakan dan memulai atau memprakarsai pergerakan yang terjadi di bagian depan dari cuping garis depan, daerah prefrantal. Ini adalah daerah dari gabungan atau kumpulan kulit otak." Buku ini juga menyatakan: "Dalam hubungannya dengan keterlibatannya di dalam motivasi daerah prefrantal juga dipikir untuk dijadikan pusat fungsi untuk penyerangan."

Sehingga daerah otak besar ini bertanggung jawab untuk merencanakan, memotivasi, dan memulai perbuatan baik maupun buruk dan bertanggung jawab untuk menceritakan kebohongan dan mengatakan kebenaran. Oleh karena itu, sangat tepat menggambarkan bagian depan kepala sebagai kebohongan dan perbuatan penuh dosa ketika seseorang berbohong atau melakukan sebuah dosa sebagaimana yang ada di dalam al-Quran surat al-Alaq : 15-16. Para ilmuwan hanya menemukan fungsi daerah prefrantal ini pada 60 tahun terakhir, menurut Profesor Keith Moore.1)







1). Inilah contoh pengarang yang memberikan penafsiran dari tetes al-Quran yang mungkin terihat ada perbedaan yang tekenal dan disetujui atas arti atau maksud itu dan Allah mengizinkanNya. Intepretasi yang didasarkan pada pandangan ilmu eksak sangatlah tepat. Arti sebenamya dari ayat ini adalah sebuah kemarahan dari kebohongan dan kekejaman yang bertubi-tubi terhadap Nabi Muhammad SAW oleh pamannya Abu Jahal. Jidatnya akan dihitamkan pada saat hari kebangkitan sebagai balasan terhadap kata-kata dan perbuatan jahatnya (Tafsir Ibu Katsir).



BAB SEPULUH

Geologi dan Asal Usul Bumi



Profesor Alfred Kroner berkata: ". . . bahwa beberapa pernyataan yang dibuat pada saat tidak dapat ditunjukkan, tetapi metode ilmiah modern sekarang pada poslsi yang membuktikan apa yang dikatakan Muhammad 1400 tahun yang lalu. "



Kami menghadirkan kepada Anda Profesor Alfred Kroner, salah satu ahli geologi terkenal dunia. Dia adalah ahli geologi dan Ketua Jurusan Geologi Institut Geosciences, Universitas Johannes Gutterburg, Mainz, Jerman. Kami bertemu dengannya dan menunjukkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW Dia mempelajari dan memberikan komentarnya dan kemudian kami mendiskusikan hal ini bersamanya.

Profesor Kroner berkata: "Pikirkan tentang beberapa pertanyaan ini dan pikirkan Nabi Muhammad itu datang dari mana, dia datang dari suku Badui.2) Saya pikir, semuanya itu hampir tidak mungkin dia dapat mengetahui segala hal seperti asal-usul alam semesta secara umum, sebab ilmuwan baru dapat menentukan hal itu pada tabun-tahun terakhir dengan metode yang sangat rumit dan teknologi yang canggih untuk hal ini. "



Profesor Kroner memilih contoh dari al-Quran yang membuktikan kepadanya bahwa al-Quran tidak datang dari Nabi Muhammad SAW Contoh yang diambil Profesor Kroner ini adalah sebuah gambaran dari al­Quran yang membuktikan kenyataan bahwa alam semesta ini dimulai dalam satu kesatuan yang benar­benar ada. Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfiman:



"Dan apakah orang orang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS al-Anbiyaa : 30)



Arti "ratgan" pada ayat ini, sebagaimana Ibnu Abbas, mujahid dan yang lainnya berkata, Allah akan senang dengan semuanya akan mereka, langit dan bumi yang ditancapkan bersama atau paduan atau campuran yang bersama, kemudian mereka dipisahkan dari satu dengan yang lain. Profesor Kroner menggunakan hal ini sebagai contoh untuk membuktikan bahwa tidak ada manusia yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW yang dapat mengetahui hal ini.

Profesor Kroner menyatakan: "Seseorang yang tidak tahu sesuatu tentang fisika nuklir 1400 tahun yang lalu, saya pikir, tidak dapat dalam posisi ini untuk mengetahui dari pemikirannya sendiri untuk kejadtan bahwa bumi dan langit memiliki asal-usul yang sama atau beberapa pertanyaan yang lain yang kami diskusikan di sini."



Profesor Kroner, hal ini terlihat oleh kita, bahwa dia memiliki pembawaan yang bersifat mengelak. Sebagai contoh, kami menyatakannya untuk menggambarkan kondisi geologi Arab. Apakah Arab itu penuh dengan kebun buah-buahan dan sungai? Dia berkata: "Selarna zaman es dan telah diketahui lebih jauh bahwa gunung es yang terapung di kutub utara secara perlahan bergerak menuju ke selatan. Ketika gunung es kutub itu secara relatif mendekat ke Jazirah Arab, cuaca akan berubah dan negara Arab akan menjadi satu dari daerah yang paling hijau dan paling basah di dunia. Kami bertanya kepadanya: "Apakah Arab itu akan menjadi daratan yang dipenuhi dengan kebun buah-buahan dan sungai?" Dia menjawab: "Ya, hal ini adalah fakta ilmiah."

Hal ini mengherankan kami, dan kami heran bagaimana dia membuat pernyataan ini sebagai fakta ilmiah padahal hal ini berhubungan dengan masa depan dan kami bertanya: "Mengapa?" Dia menjawab: "Sebab zaman es pada dasarnya telah dimulai. Dan kita dapat melihat es yang bergerak sangat perlahan, sekali lagi, dari kutub Utara menuju ke selatan. Pada kenyataannya, es di kutub sekarang mendekati Jazirah Arab secara perlahan. Kita dapat melihat tanda es ini dari badai salju yang menyerang bagian utara Eropa dan Amerika setiap musim dingin. Para ilmuwan telah melihat tanda-tanda lain dan informasi yang menunjukkan dimulainya zaman es. Inilah fakta ilmiah. "

Kami mengatakan kepadanya: “Apakah yang baru saja Anda sebutkan itu hanya diketahui ilmuwan setelah penelitian yang lama dan dengan bantuan peralatan tertentu. Tetapi kami telah mendapatkan yang Anda sebutkan itu dari Nabi Muhammad SAW 1400 tahun yang lalu. Beliau bersabda di dalam hadisnya yang diteruskan di dalam Shahih Muslim.

"Hari kiamat itu tidak akan datang kepada kita sampai daratan Arab itu sekali lagi akan menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai. "

Pada pokok persoalan ini kami bertanya kepada Profesor Kroner: "Siapa yang mengajarkan Nabi Muhammad SAW bahwa daratan Arab itu sekali lagi akan dipenuhi dengan kebun buah-buahan dan sungai?" Dia langsung menjawab: "Bangsa Romawi". Hal ini mengingatkan kami akan kemampuan Profesor Kroner untuk mengelak. Kami bertanya kepadanya pertanyaan lain: "Akan tetapi siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad SAW bahwa daratan Arab sekali lagi akan menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai?" Prof Kroner menjadi mengelak jika malu, akan tetapi sewaktu atau pada saat dia dihadapkan dengan kebenaran, dia cukup berani untuk menyatakan pendapatnya secara blak-blakan dan dengan demikian dia menjawab: Ia dapat mengetahuinya hanya melaui petunjuk dari yang di atas.

Akhirnya, setelah kami berbicara dengannya, dia membuat komentar sebagai berikut:



“Jika Anda menggabungkan semua ini dan menggabungkan semua pernyataan itu maka di dalam al-Quran juga ada ayat yang berhubungan dengan bumi dan formasi dari bumi dan ilmu pengetahuan secara umum, Anda dapat mengatakan secara mendasar bahwa pernyataan itu dibuat dalam beberapa cara yang benar. Mereka sekarang dapat ditegaskan dengan metode ilmiah dan pada cara yang dapat Anda katakan bahwa al-Quran adalah buku teks ilmu pengetahuan yang simpel dan sederhana untuk orang yang sederhana. Pernyataan itu dibuat pada saat atau zaman yang tidak dapat dibuktikan dengan metode modern secara ilmiah yang sekarang pada posisi yang dapat ditunjukkan dengan apa yang dikatakan Nabi Muhammad 1400 tahun yang lalu."



Allah berfirman:



"Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi. "

(QS Shaad : 87-88)







2). Muhammad tidak dilahirkan dari Suku badui, tetapi dilahirkan dari suku perkotaan. yaitu Bani Hasyim.